• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to footer

NUHID.COM

Media Muhammad Nuhan Nahidl Untuk Berbagi Karya

  • Cerpen
  • Catatan Saya

Bukti Janji yang Menyesatkan

25 Februari 2018 35 Comments

Bukti Janji yang Menyesatkan

Di siang hari yang penuh dengan debu, berdirilah seorang gadis di pinggir jalan dengan rambut lembut dan terurai. Dibalut baju berwarna merah marun dan menyangklong sebuah tas sederhana berwarna hitam.

Gadis itu hanya diam dan sesekali menengok kanan dan kiri seperti menunggu seseorang. Sudah cukup lama ia menunggu di jalan yang lumayan ramai dan penuh dengan debu berterbangan.

Penantiannya pun selesai setelah datang seorang pria memakai masker dan kacamata yang serba berwarna hitam dengan motor besar yang juga warna hitam. Pria itupun membuka kacamatanya dan terlihat pancaran mata sang gadis menjadi bahagia karena bisa melihat kekasihnya lagi.

Sang pria pun menjulurkan tangan kanannya kepada sang gadis. Dengan sigap, sang gadis menjabat tangan pria itu dan tak lupa menciumnya dengan mestra.

Dengan masih tertunduk mencium tangan sang pria, tiba-tiba terdengar suara tembakan.

“Dorrr”

Burung-burung di atas pohon pun berterbangan dan beberapa orang yang mendengar suara tembakan itupun kaget termasuk juga gadis itu. Terlihat tangan kiri pria itu memegang sepucuk senjata api yang mengarah ke perut kiri sang gadis.

Gadis itu coba memandang sang pria dengan wajah kaget dan bingung, namun tangan yang sedang dijabat oleh gadis itu ditarik dengan kasarnya. Dan pria itupun mendorong sang gadis hingga jatuh terduduk.

Pria itu berusaha kabur, namun ada beberapa orang yang coba menghalangi dan berusaha menangkapnya. Walapun sempat berkelahi tapi pria itu berhasil kabur dengan motor besarnya. Dan hanya meninggalkan sebuah masker yang sobek.

Beberapa orang yang gagal menghalangi pria itu, melapor kejadian tersebut ke kantor polisi dengan membawa catatan nomor polisi motor yang di pakai pria pelaku penembakan itu.

Di sisi lain gadis berambut panjang itu hanya bisa menangis tersedu-sedu di pinggir jalan dengan kepala yang tertunduk dan rambut yang menutupi wajahnya.

Layla nama gadis itu, ia menangis histeris sambil memegang perut sebelah kiri yang berlumuran darah membasahi bajunya yang bersih berwarana merah marun itu.

Tak disangka pria yang bernama Reno itu tega menembak Layla kekasihnya sendiri. Layla pun hanya bisa menangis dengan perasaannya yang hancur.

Layla merasakan luka yang sangat-sangat menyakitkan di perut dan juga di hatinya.

Hingga akhirnya Layla sampai di rumah sakit dan ia pun tatap menangis tanpa henti. Orang-orang yang menolongnya pun hanya bingung melihat Layla yang terus menangis padahal luka karena timah panas yang berada di perutnya itu sudah diberi obat penghilang rasa sakit.

Teringat kenangan-kenangan yang ia lewati bersama kekasihnya itu, namun semuanya hancur berkeping-keping karena luka yang terdapat di perutnya itu.

Teringatlah sebuah janji dari sang Reno untuk dirinya.

“Mana mungkin aku melukaimu dengan tanganku. Aku tak akan melukai dirimu sedikit pun…tidak akan pernah.” Janji yang teringat oleh Layla.

“Mas Reno bohong, mas Reno bohong, mas Reno bohong.” Jerit Layla sambil menangis mengingat janji kekasih yang menembaknya itu.

“Tenanglah bu…ibu butuh istirahat agar luka di perut ibu tidak menjadi lebih parah. Dan juga agar janin ibu selamat.” Ujar perawat yang sedang membersihkan darah diluka Layla.

Ya…satu-satunya hal yang membuat resah Layla adalah mengapa Reno mau dan berani mencoba membunuh calon bayinya sendiri yang sedang Layla kandung.

Padahal sebelumnya mereka telah saling berjanji bahwa setelah menikah nanti mereka akan mengurus anak yang Layla kandung itu bersama-sama.

Sambil tergeletak di kasur rumah sakit dengan rambut yang terurai di bantal dan dengan tangisnya yang mulai mereda, akhirnya Layla pun tertidur.

Tak beberapa lama, Layla pun kembali terbangun. Dia pun kembali meneruskan tangisannya.

Dia masih tidak percaya Reno mau melakukan hal seperti itu padanya. Karena selama ini Reno lah orang yang sangat-sangat ia percayai dan paling sayang padanya.

“Tok tok tok” terdengar orang mengetuk pintu ruangan pasien yang Layla tempati, masuklah 2 orang bapak-bapak, salah satu dari mereka yaitu seorang yang berusaha menangkap Reno saat berusaha kabur dan bersama seorang polisi berbadan tegap.

Dua orang itu hanya ingin meminta keterangan dari Layla.

“Maaf ibu Layla kedatangan kami mengganggu anda, kami kemari hanya ingin memberi informasi bahwa pelaku penembakan terhadap ibu sudah kami tangkap dan sudah kami amankan. Dan juga kami akan sedikit meminta keterangan kepada ibu untuk menangani kasus ini.” jelas sang polisi kepada Layla.

“Berdasarkan keterangan dari pelaku, apakah benar ibu Layla ini kekasih dari pelaku yang bernama Reno?” tanya sang polisi kepada Layla.

“i..i..iya pak” jawab Layla terbata-bata karena sambil menangis.

“Pelaku juga terbukti mengkonsumi narkoba.” Tambah sang polisi.

“Tapi pak polisi, Reno itu bukan pengonsumsi narkoba, saya kenal dia.” Layla pun membantah perkataan pak polisi itu sambil menangis.

Setelah cukup lama pemeriksaan berlangsung terhadap Layla, dirinya pun mengajukan sebuah permintaan kepada bapak polisi itu.

“Pak bolehkah saya bertemu dengan Reno? ” tanya Layla dengan nada sedikit ragu.

“Ibu bisa menemui saudara Reno atau pelaku, setelah ibu sudah dalam keadaan membaik. Ibu bisa datang langsung ke kantor polisi untuk menemuinya.” Pesan sang polisi kepada Layla dan kedua pria itu pun meninggalkan Layla.

Satu minggu pun berlalu, dengan luka yang masih terasa sakit, Layla datang ke kantor polisi. Layla hanya ingin dipertemukan dengan pelaku penembakan terhadap dirinya yaitu Reno kekasihnya
sendiri.

Layla pun diminta untuk menunggu di ruangan khusus. Tak lama polisi pun membawa seorang pria yaitu sang tersangka penembakan ke hadapan Layla sang korban.

Namun, saat dipertemukan dengan Reno, Layla malah menjadi bingung ia malah membantah bahwa orang yang dipertemukan kepadanya itu bukanlah Reno.

Polisi pun menjelaskan kepada Layla bahwa pria yang ada dihadapannya itu adalah tersangka penambakan terhadap dirinya. Dan nama dari pria itu adalah Reno berdasarkan identitas yang pria itu bawa dan berdasarkan pemeriksaan polisi.

“Dia bukan Reno pak, saya kenal Reno dan Reno juga tidak mengkonsumsi narkoba.” Tegas Layla kepada polisi.

“Siapa kamu? Berani-beraninya mengaku sebagai Reno dan berusaha membunuh janinku.” Tanya Layla kepada pria yang menjadi tersangka itu sambil meneteskan air mata.

Akhirnya pria itu angkat bicara.

“Saya hanya pecandu narkoba, saya akan melakukan apapun perintah dari orang yang mampu membayar saya. Ya… saya hanya disuruh menyamar sebagai Reno dan diperintah untuk menembak janin yang sedang mbk kandung.” Pengakuan sang pelaku, sontak membuat semua terkaget temasuk juga polisi yang berhasil di kelabui oleh pelaku penembakan itu.

“Siapa yang menyuruhmu untuk melakukan semua ini?” tanya Layla dengan membentak dan semakin deras meneteskan air mata.

“Dia sendiri!!! Reno…Reno sendiri yang memerintahkannya hahah.” Jawab pria pecandu narkoba itu sambil tertawa.

Polisi pun segera membekuk dan membawanya pergi dari hadapan Layla.

“Satu lagi, Reno berpesan bahwa dia tidak akan mengingkari janjinya. Dia tidak akan melukai dirimu sedikit pun dengan tangannya tapi dengan tangan orang lain.” Ucap pria itu sambil tertawa dan diseret oleh polisi untuk di masukan kembali ke penjara.

Mendengarkan hal itu, Layla tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain menangis. Hancur sehancur-hancur hatinya seolah hidupnya di dunia selama ini hanya ditipu oleh sebuah janji.

Kekecewaan dalam hati Layla hanya menimbulkan penyesalan yang mendalam.

Dan janin yang ada di kandungannya adalah bukti janji yang menyesatkan.

Reader Interactions

Comments

  1. Nuhan Nahidl says

    25 Februari 2018 at 22:23

    MAAF, telat upload postingan. Cerpen keenam ini cukup sederhana. Semoga tidak membosankan untuk dibaca.

    Mohon koreksi, saran dan masukan untuk cerpen keenam saya ini.

    selamat membaca…

    Balas
  2. Sitti Taslimah says

    26 Februari 2018 at 08:47

    Akhirnya yang ditunggu terbit juga.

    Ceritanya seru. Saya bahkan sampai meneteskan air mata saat membacanya, seolah merasakan sakitnya hati Layla.

    Semoga di dunia nyata tidak ada Layla yang benar-benar tersesat karena cinta. Saking cintanya Layla kepada Reno, ia bahkan membelanya di hadapan polisi. Padahal Reno itu telah berusaha membunuh ia dan janinnya.

    Balas
  3. Nuhan Nahidl says

    26 Februari 2018 at 09:08

    Betul bu Imah, semoga tidak ada wanita yang bernasib sama seperti Layla.

    Terlalu mempercayai dan mencintai manusia memang hanya akan berbuah kekecewaan.

    Tempat bersandar yang terbaik adalah hanya Kepada Sang Maha Kuasa, selain dari Dia hanya akan membuat kecewa.

    BTW ibu Imah bawa oleh-oleh apa nih udah lama nggak ke blog saya.?

    Balas
  4. Sitti Taslimah says

    26 Februari 2018 at 09:21

    Oleh-olehnya sudah saya kirim lewat email, anakku sayang. Udah dibaca belum?

    Balas
  5. Nuhan Nahidl says

    26 Februari 2018 at 09:33

    Terima kasih ibu Iamah buat oleh-olehnya yang lewat form.

    Udah saya baca…. akan segera saya perbaiki… hihi

    Balas
  6. Yogi Prasetian says

    26 Februari 2018 at 10:01

    Kasian si layla, tapi bahaya juga kalo si reno yg asli masih berkeliaran. Bisa2 di lain kesempatan bakalan terjadi lagi hal yg lebih membahayakan untuk nyawa layla..

    Balas
  7. Nuhan Nahidl says

    26 Februari 2018 at 11:36

    Berdoa saja mas semoga tidak terjadi apa-apa lagi kepada layla.

    Kalau sampai terjadi sesuatu yangbmembahayakan lagi pasti akan saya ceritakan lagi.

    Hahah terima kasih mas yogi telah berkunjung.

    Balas
  8. Sitti Taslimah says

    26 Februari 2018 at 13:04

    Balik ke sini lagi dan kaget baca komentar mas Yogi. Saya gagal paham atau gimana nih? Jadi yang ditangkap polisi itu bukan Reno? Aduh, kirain si Layla sengaja membela Reno, ternyata saya salah ya.

    Balas
  9. Nuhan Nahidl says

    26 Februari 2018 at 13:08

    Kayanya kurang fokus nih ibu imah baca cerpennya.

    Maaf cerpennya memang agak berliku. Hihihi

    Atau terlalu fokus mengkoreksi.

    Balas
  10. Mayuf says

    26 Februari 2018 at 15:01

    Mantap bang cepern nya, seru dan menghibur ,
    Aaya tidak bisa ngasih kritik saran karna saya gak bisa ,hehe
    Tapi cerpen nya makin kesini makin bagus ,lanjutkan bang 😀

    Balas
  11. Darul Azis says

    27 Februari 2018 at 12:27

    Betul kaya Mayuf. Cerita mas Nuhan terlihat semakin mengalami perkembangan. Mas Nuhan tinggal memperbaiki beberapa kekurangan yang menurut saya agak menggangu. Misalnya, apakah benar seseorang yang terkena tembakan bukan merasa sakit fisik tapi justru merasa sakit hati? Misalnya lagi, apakah benar, orang yang baru saja terkena tembakan akan langsung disuruh ke kantor polisi hanya untuk dimintai keterangan, karena logikanya korban bisa dimintai keterangan di rumah sakit. Hal2 semacam itu saja mas yang perlu dikoreksi ulang.

    Balas
  12. Nuhan Nahidl says

    27 Februari 2018 at 12:45

    Oh iya juga nih. Jadi kurang logis ya. Ok mas terima kasih untuk koreksinya akan segera saya perbaiki.

    Komentar Mas Darul Azis sangat berharga.

    Terima Kasih Mas.

    Balas
  13. Kang Nata says

    28 Februari 2018 at 02:25

    cerpen yg sangat menarik sekali…..mas.

    tpi kok si wanitanya langsung cium tangan saja…padahal bukan Reno….?

    secara global ceritanya sangat menarik dan bagus sekali mas…. 🙂
    .

    Balas
  14. Nuhan Nahidl says

    28 Februari 2018 at 02:59

    Si gadis gak tau kalau itu bukan Reno karena pria itu menyamar sebagai Reno bahkan motor dan identitas Reno di bawa oleh pria itu.

    Karena si gadis sudah biasa di bonceng oleh Reno jadi dia gak ragu untuk mencium tangan pria itu yang sebenarnya bukanlah Reno.

    Terima kasih untuk apreaiasi dan kunjungannya Kang Nata.

    Balas
  15. Ibrahim M.Pd.I says

    1 Maret 2018 at 08:03

    kalau dari ceritanya ini anaknya anak dari sesuatu yang tidak sah atau gimana ya mas makanya si reno mau membunuhnya

    Balas
  16. Nuhan Nahidl says

    1 Maret 2018 at 08:59

    Nah, betul sekali Mas Ibrahim. Memang seprti itulah permasalahannya.

    Terima kasih untuk kunjungannya mas.

    Balas
  17. Maya says

    1 Maret 2018 at 13:28

    Pergaulan dan asmara liar kadang selalu mendatangkan kesedihan juga kehancuran
    semoga dijauhkan dari perbuatan yang dibenci dan dilarang oleh ajaran Agama kita

    ini banyak terjadi dalam pergaulan remaja labil

    Balas
  18. Nuhan Nahidl says

    1 Maret 2018 at 15:44

    olehh sebab itu mbk maya, saya terinspirasi dan terdorong untuk menulis cerpen ini.

    semoga pemabca cerpen isi bisa memahami dan mengambil maksud dari cerpen keenam saya ini.

    terima kasih untuk kunjungan nya mbk maya.

    Balas
  19. Idris Hasibuan says

    2 Maret 2018 at 03:27

    Jgn smpe lah seperti itu, asmara yg liar bisa menghasilkan anak yg tak di inginkan

    Balas
  20. Reza Andrian says

    4 Maret 2018 at 05:44

    Bener juga ya. Dia nggak akan melukai dengan tangannya sendiri sebab dia bisa menyuruh orang lain. Duh, amit amit deh. Jangan sampai gue kayak Reno! :')

    Balas
  21. Hujan Bulan Juni says

    4 Maret 2018 at 11:47

    nampaknya saya perdana nih mampir disini.. salam kenal ya bang.. semoga bisa maen kesini dan cari ilmu disini tiap hari..

    Balas
  22. Nuhan Nahidl says

    4 Maret 2018 at 11:53

    HBJ pernah ke sini kok, mungkin lupa karena blog saya ganti template, hahaha

    Balas
  23. Hujan Bulan Juni says

    4 Maret 2018 at 13:32

    loh iya kah bang.. makanya itu.. pangling saya.. terlebih satu minggu ini saya kga ngeblog bang..
    makin kece aja nih blog.. mantap bang.. lanjuuttt…^^
    moga blog saya ketularan kece-nya..amiin

    Balas
  24. Hujan Bulan Juni says

    5 Maret 2018 at 17:23

    lanjutin kisahnya bang.. biar happy ending..
    gara2 si reno nih…

    tag yg amanya reno..(korban meme IG)^^

    Balas
  25. Dewi Elsawati says

    6 Maret 2018 at 03:58

    Layla ini pasti sangat mencintai Reno sampai mau tidur dengannya, padahal Reno cuma tipe pria yang mengumbar janji. Walaupun janji itu tidak dilanggar karena sudah menyesatkan dari awal, tapi tindakan yang diambil Reno hanya membuat masalahnya semakin rumit.

    Balas
  26. Adi Stia Utama S says

    6 Maret 2018 at 04:11

    Besok2 bilang ke layla, kalo pacaran makanya jgn sampe berlebihan mas Nuhan hehehe

    Balas
  27. Ibrahim M.Pd.I says

    6 Maret 2018 at 05:50

    Sama-sama mas nuhan

    Balas
  28. Ella fitria says

    6 Maret 2018 at 08:27

    Kereeen, aku baca sambil dahiku nyengir2 trs. Bayangin layla ditembak duhhh, laki2 emg gt, nggak cuma di cerpen doang, tp nggak semua laki sih.. Hhh
    Kutunggu cerita selanjutnya yaa 🙂

    Balas
  29. himawan sant says

    7 Maret 2018 at 02:37

    Alur ceritanya menarik disimak.
    Dan kisahnya jadi pengingat bahwa ngga semua orang itu niatannya selalu baik … So, jangan mudah percaya begitu saja dengan orang.

    Balas
  30. AuL Howler says

    7 Maret 2018 at 05:19

    Keji kamu renooooo

    Walaupun bukan dengan tangannya sendiri kan tapi tetap dia yang merencanakannya, jatohnya tetap dia yang mencelakakan layla

    Cowok zaman now begitu ya, lempar batu sembunyi tangan
    Tak mau bertanggung jawab

    Balas
  31. Hujan Bulan Juni says

    8 Maret 2018 at 05:31

    masih terpantu.. saya tunggu artikel barunya bang.. semangat.. hehe

    Balas
  32. andrieoid says

    8 Maret 2018 at 10:53

    Langsung dibukukan mas, biar bisa baca langsung :v

    Balas
  33. Tuteh says

    19 Maret 2018 at 01:50

    Double surprise!
    Jadi pengen post cerpen2 saya juga nih gegara bacabaca di sini 😀

    Balas
  34. Nuhan Nahidl says

    19 Maret 2018 at 02:03

    Waduh kok sampe double surprise!

    Selamat membaca mbk.

    Siapin kopi buat nemenin, tapi hati-hati takut keselek.

    Balas
  35. Dody Purwanto says

    21 Maret 2018 at 02:05

    Janji yang menyesatkan itu apakah harus ditepati? Atau kita buang saja dia agar bersembunyi dibalik tumpukan dedaunan? Dan akupun semakin penasaran dengan apa yang akan terjadi selanjutnya…
    Salam Olahraga! 🙂

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Footer

Komentar Terbaru

  • Muhammad Nuhan Nahidl pada 11 Foto Hasil Jepretan Amatir Si Tukang Foto Gadungan
  • abdul pada 11 Foto Hasil Jepretan Amatir Si Tukang Foto Gadungan
  • Muhammad Nuhan Nahidl pada Selamat Hari Raya Idul Adha, Maaf Telat
  • khairuleon pada Selamat Hari Raya Idul Adha, Maaf Telat
  • Muhammad Nuhan Nahidl pada Selamat Hari Raya Idul Adha, Maaf Telat
  • Lisa pada Selamat Hari Raya Idul Adha, Maaf Telat
  • Djangkaru Bumi pada Selamat Hari Raya Idul Adha, Maaf Telat

Tags

Cerpen Inspiratif Cerpen Misteri Cerpen Motivasi Foto Hosting Idul Adha Pemandangan

Kategori

  • Catatan Saya
  • Cerpen
  • Jepretan Liar
  • Ngeblog

Featured Posts

Kebencian Gadis Beranak Satu

1 Mei 2018 3 Comments

Kakak Sang Perancang Masa Depan

3 April 2018 20 Comments

Kebenaran Sang Gadis Desa

26 Maret 2018 17 Comments

Matahari Itulah yang Pantas Diperjuangkan

17 Maret 2018 23 Comments

© 2021 · Nuhid.Com