Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Motivasi Dibayar Kopi

Cover cerpen motivasi dibayar kopi
Cover cerpen motivasi dibayar kopi

Sapu tangan Anisa seolah sudah tak mampu menahan air mata yang terus menetes tanpa henti. Ya… dia baru saja di tinggal pergi oleh ayahnya untuk selama-lamanya.


Kecelakaan ayahnya seolah selalu membayangi dan menghantui pikirannya. Bagaimana tidak, ayah yang selalu ada dan sayang padanya harus meninggalkannya dengan cara mengenaskan.

Namun, Anisa berusaha untuk menghentikan kesedihannya tersebut. Karena Anisa tau bahwa di kantor, dia dilarang untuk bersedih.

Pak Anton adalah bos Anisa di kantor, dia sangat benci sekali terhadap orang yang bersedih. Bahkan dia terlalu sering memecat karyawannya karena ketahuan bersedih.

Itulah alasan mengapa Anisa berusaha untuk menghentikan kesedihannya. Anisa takut jika dia ketahuan bersedih dia akan di pecat dari pekerjaan yang sangat penting baginya itu.

Setelah Anisa mulai bekerja di kantor lagi, banyak teman kerja Anisa yang turut berbela sungkawa, tapi teman-teman Anisa pun menyampaikannya dengan diam-diam tanpa di ketahui oleh sang bos yaitu Pak Anton.

Semua teman Anisa mencoba menutupi kesedihan Anisa, karena semua tau bagaimana sifat sang bos.

Ketika Anisa duduk di meja kerjanya, dia terus mencoba tenang dan masih berusaha menahan air matanya yang tidak mau berhenti menetes.

Tiba-tiba Pak Anton datang dengan mengejutkan, lalu menyapa semua karyawannya.

Pagi semua..!” ucapnya dengan semangat.

Pagi Pak Anton...”  semua menjawab dengan semangat, kecuali Anisa.

Karena Anisa tidak menjawab, Pak Anton pun memperhatikan Anisa dari kejauhan dan dia pun penasaran karena Anisa tidak menjawab sapaannya.

Teman-teman Anisa terlihat tegang karena takut Anisa ketahuan bersedih oleh Pak Anton.

Pak Anton pun berjalan menuju ke arah Anisa yang duduk dan menundukan kepala di atas meja.

Maaf pak, laporan keuangan bulan ini sudah selesai dibuat pak.” ucap Tania untuk mengalihkan perhatian Pak Anton agar tidak menuju ke Anisa.

Usaha Tania berhasil mengalihkan perhatian sang bos.


Tania adalah teman Anisa yang paling dekat jadi dia tidak ragu membantu dan peduli kepada Anisa.

Perlahan bos pun meninggalkan Anisa.

Suasana tegang yang tadi ada kini sudah menjadi lega.

Tapi penasaran Pak Anton terhadap Anisa sangatlah besar.


Itu terbukti karena saat Anisa pulang, diam-diam Pak Anton mengikuti Anisa dari belakang dan terus mengamatinya.

Tapi Anisa mengetahui hal itu, karena itu dia berusaha berjalan lebih cepat.

Pak Anton terus mengikuti  Anisa, namun Pak Anton kehilangan Anisa.



Pak Anton mencoba mencari Anisa di lokasi dimana dia terakhir melihatnya.

Tiba-tiba dari belakang ada seorang yang menegur Pak Anton.

Ada apa ya pak…?” ucap Anisa dengan suara serak.

Pak Anton pun kaget dan berbalik kebelakang.

oh.. a..Anisa…?” ujar Pak Anton sedikit salah tingkah.

Ke..Kenapa bapak mengikuti saya sampai sejauh ini ?” Anisa bertanya dengan nada ragu

Wah… jadi saya ketahuan ya…. heheh” ujar Pak Anton dengan sedikit tertawa…

Karena Pak Anton sudah tertangkap basah mengikuti Anisa. Pak Anton pun mengajak Anisa ngobrol di warung kopi.

Datanglah seorang pria menghampiri meja Pak Anton dan Anisa.

Silakan pak, mbak kopinya” ucap pelayan yang menawarkan kopi

Terima kasih mas…” jawab Pak Anton menganggukan kepalanya.

Maaf ya Anisa saya gak sopan ikutin kamu dari belakang.” ucap Pak Anton membuka percakapan.

Oh,  g..gak apa-apa kok pak..” jawab Anisa terbata-bata.

Pak Anton meminum kopi dengan santainya

Maaf pak,  tapi mengapa bapak mengikuti saya…?” tanya Anisa dengan suara pelan

Sebenarnya saya hanya ingin tau saja, kenapa kamu bersedih.” jawab Pak Anton.

Jadi bapak tau saya sedang bersedih? Apakah saya akan di pecat pak…” tanya Anisa dengan nada agak panik.

Iya, setelah saya tau apa alasan kamu bersedih, sampai-sampai kamu berani membawa kesedihanmu itu ke kantor saya...” ucap Pak Anton dengan nada santai dan sambil meniupi kopi panasnya.

Jadi apa alasan kamu bersedih…?” tanya Pak Anton sambil menunjuk Anisa.

Ayah saya meninggal pak…  tiga hari yang lalu… karena kecelakaan” ucap Anisa sambil menahan air matanya dengan sapu tangan.

Pak Anton pun sedikit kaget dan segera menaruh kopinya di atas meja.

Jadi apakah kamu terus menangis selama 3 hari ini..?” tanya Pak Anton dengan nada pelan.

Iya pak…” jawab Anisa sambil menangis pelan.

Jadi, apakah kamu akan terus menangis seperti ini..?” tanya Pak Anton dengan sedikit menggebrak meja.

Sontak Anisa pun kaget karena hal itu dan di hanya terdiam.

Saya tau benar perasaan kamu, karena saya pun pernah mengalami hal sepertimu… tapi itu dulu waktu saya masih kelas 3 smp...” ucap Pak Anton dengan santai.

Anisa pun sedikit kaget dan coba menatap Pak Anton.

Pak Anton pun kembali menyeruput kopinya.

Iya…, saya dulu di tinggal kedua orang tua saya, saat saya masih kelas 3 smp, kedua orang tua saya meninggal karena musibah tanah longsor.” ucap Pak Anton sambil menaruh kopinya

Jadi saya tau benar perasaan kamu saat ini, tapi kamu takkan pernah tau perasaan saya saat itu.” ucap Pak Anton.

Anisa pun hanya terdiam.

Saya hanya sebatang kara hidup di kampung, hanya sedikit orang yang peduli pada saya. Orang tua saya hanya seorang buruh tani ubi, tak banyak yang mereka tinggalkan untuk anaknya ini. Mungkin saja saya akan mati jika saya dulu tidak bisa memotivasi diri saya sendiri saat itu.” ucap Pak Anton sambil tersenyum.

Pak Anton pun mengeluarkan pulpen dari sakunya, dan menulis diatas selembar tisu lalu Pak Anton memberikan tisu tersebut pada Anisa.

Iya itulah motivasi saya, untuk apa saya terus bersedih semua kesedihan itu tak akan membuat saya menjadi lebih baik.” ucap Pak Anton dengan tegas.

Dengan motivasi itu, saya memulai hidup saya sendiri, mencari makan dan biaya sekolah sendiri dari berjualan ubi bakar. Itu adalah hal yang sangat berat bagi saya, seorang  anak kelas 3 smp yang berusaha bertahan hidup tanpa orang tua dan tanpa kasih sayang.” ucap Pak Anton dengan pandanagan mata yang sedih mengenang masa lalunya.

Anisa pun lagi-lagi hanya terdiam dan mulai berhenti menagis.

Dan saya paling benci, dengan orang yang bersedih hanya karena hal-hal sepele.” tegas Pak Anton yang coba melupakan masa lalunya.

Alasan saya selalu memecat karyawan saya yang bersedih karena mereka itu terlalu cengeng. Mereka bersedih hanya karena  putus cinta, di selingkuhi, di khianati dan bahkan ada yang hanya kehilangan kenangan dari mantannya pun bersedih.  Saya heran mengapa mereka mensia-siakan air mata untuk hal yang tak penting itu..” ucap Pak Anton sambil geleng kepala karena heran.

Itulah alasan saya memecat karyawan saya yang bersedih.” tegas Pak Anton.

Akhirnya Anisa pun mulai sedikit paham dengan bosnya tersebut.

Satu pesan saya buat kamu Anisa…”  ucap Pak Anton menunjuk Anisa

Kamu jangan berfikir kamulah yang paling menderita di dunia ini hanya karena kamu di tinggal ayahmu. Karena di luar sana masih banyak orang yang lebih menderita dari kamu… dan kamu seharusnya bersyukur masih banyak orang yang peduli padamu, seperti Tania atau teman-teman kerjamu yang lainnya” pesan dari Pak Anton sambil menghabisakan kopinya.

Anisa pun berdiri dari tempat duduknya.

Terima kasih banyak pak untuk motivasinya” ucap Anisa dengan bersemangat.

Kemudian Pak Anton pun ikut berdiri.

Sudahlah itu hal biasa yang dilakukan oleh seorang boss.. hahaha” ucap Pak Anton sambil tertawa.

Anisa pun hanya tersenyum.

Oh iya…. satu lagi Anisa, tolong kamu bayarin ya kopi saya hehehe, itung-itung buat bayar motivasi dari saya”  bisik Pak Anton sambil berjalan.

Posting Komentar untuk "Motivasi Dibayar Kopi"